Sabtu, 17 Agustus 2013

Cerpen "Rubik Masa Laluku"


Rubik Masa Laluku

Baiklah, ini cerpen pertama saya yang saya post di blog ini, semoga yang membaca dapat menikmati kata yang berbaris di setiap cerpen ini.
selamat membaca ya.

Creator : Vhie Elisa @Velsa_54



Tersenyumlah saat kau mengingatku
Karna saat itu aku sangat merindukanmu
Dan menangislah saat kau merindukanku
Karna saat itu aku tak berada disampingmu

Tetapi,  pejamkanlah mata indahmu itu
Karna saat itu aku akan terasa ada didekatmu
Karna aku telah berada dihatimu untuk selamanya
Tak ada lagi yang tersisa untukku
Selain kenangan-kenangan indah bersama mu

* PUISI lagu Cinta yang hilang *

ooO0Ooo

Pagi itu rinai gerimis mengusik mentari untuk tak berani menampakan diri, embun pagi berhamburan menemani kicauan gerimis yang ku dengar samar-samar dari luar. Jeritan gerimis yang kini telah menyublin menjadi dentuman fantasi yang meluap-luap di langit kelabu jauh diatas sana. Pagi ini adik kecilku memecah keheningan, tangannya bergerak melipat origami dihadapannya, ia meminta ku mengajarkan membuat pesawat kertas, lalu menariku untuk bermain. Sampai titik lelah kami menarik nafas panjang dan duduk bersila menikmati rintik hujan yang layaknya jarum-jarum transparan menusuk bumi.
“Kakak” panggilnya membuatku menggerakan sepasang bola mata ini menatap sorot matanya yang lugu
“Kenapa ?”
“Kakak gak suka ya sama Kakak Ken ?”
Aku menelan ludahku, seraya menggeleng-gelengkan kepalaku, sehingga kerudungku leluasa menari kekiri dan kekanan.
“Lalu kenapa kakak tidak mau bertemu dengan kakak Ken, dia sangat baik kemarin sore ia kesini, sampai larut malam ia mengajarkanku shalat, waktu magrib tiba. lalu membacakanku dongeng. Dia sangat pandai membaca dongeng untuku sampai aku terlelap”
Aku hanya mematung mendengar ucapannya, Hah! Pandai membacakan dongeng ? suatu bisikan mulai merambat dihatiku
Seketika tubuhku membeku bersama aliran gerimis yang telah lenyap menjadi hujan yang semakin buas. Dalam sekejap mata ingatanku terbenam dalam 2 tahun lalu.

‖Febuari 2012‖

“Kenapa belum tidur sampai selarut ini ?” Ucap pria diujung telepon
“Belum merasa ngantuk, kau juga kenapa belum tidur ?” tanyaku khawatir
“A..a..aku”
“Masih bekerja sampai selarut ini ?” Potongku
“Euumm, ya. Sebulan lagi kita akan melakasanakan pernikahan jadi aku harus bekerja keras..”
“Sudah tidurlah! Aku tak ingin pernikahan kita menjadi beban untukmu. Aku tak ingin tidur sebelum kau juga tidur” Tak terasa air sepertinya merembas keluar dari dinding bola mataku, suaraku kian bergetar.
“Baiklah, eeumm aku akan membacakan dongeng untukmu” hiburnya
“Dongeng ? memangnya aku anak kecil” Rutukku manja dibalik telpon, sepertinya ia menyadari goresan kesedihanku karna mendengar ia harus bekerja keras sampai selarut ini.
Ia terus berbicara diujung telpon, sesekali benyanyi sampai mata ku kian redup..dan, kian lama suaranya menghilang. Jauh..jauh sampai tak terdengar lagi. Ya aku sudah terlelap.

*

Waktu dengan cepat terus bergulir layaknya bola yang terus menggelinding jauh, aku tinggal menghitung hari menuju pernikahan ku dengan Alyo, cinta pertamaku yang selalu aku inginkan jadi cinta terakhirku. Ya siapa lagi laki-laki yang ku cintai selain dia, kami akan membungkus ikatan kami dalam klise “perikahan”
TIN
TIN
Suara klakson motor yang sangat akrab didaun telingaku memekik didepan rumah mampu merubuhkan angan yang coba kurajut. Aku berlari seraya menata letak kacamataku yang sedikit turun.
“Bu.. aku pergi dengan Kak Alyo. Kami mau fitting baju pengantin” Suaraku memekik memenuhi isi ruangan
“Hati-hati sayang” Jawab Ibu terdengar samar-samar bersama aroma masakan yang menyengat dihidungku.

*

Tapi siapa yang dapat menyangka, sampai hari ini aku masih sendiri. Ya sendiri ! pernikahan yang ku dambakan semua gagal ada jurang pemisah yang sangat besar menghadang. Saat aku mencoba membuka mataku, yang ku dapati hanyalah gelap yang kurasakan kini hanyalah pilu yang mengerogoti hati karna hanya mendengar isak tangis. Aku mengenal suara itu, sangat akrab didaun telingaku.
“Ma, Jesicca dimana ma, kenapa semuanya gelap Ma ?” tanyaku lirih
Tapi yang kudengar hanya rintihan pilu yang bergetar dari bibir ibuku, isak tangis itu semakin nyata dan kian mendalam
Terlintas dibenakku Suara tintihan setelah kecelakaan tragis itu, aku merasakan seseorang sempat merangkulku dengan air mata yang seolah mendidih dan setelah itu. Aahh,, aku tak ingat lagi saat kumulan kelam hinggap dipandanganku
“Ya..Kemana Kak Alyo Ma ? Apa ia baik-baik saja Ma ? kenapa ia tak disini menemaniku ? Ma ayo ma ajak aku untuk menemui kak Alyo” Suara ku yang makin meninggi menyublin menjadi butiran air mata. Lagi dan lagi tak ku dengar suara yang bergeming. Sepertinya keheningan telah hinggap disini dan tak mau pergi.
“Jesicca, kamu tenang ya. Saya dokter Ken yang menanganimu sekarang. Kamu hanya butuh banyak  istirahat untuk memulihkan kondisimu setelah koma 4 hari, lagi pula operasi matamu baru berlangsung”
“Hah ! jadi ini yang kurasakan kelam tanpa ada seberkas cahaya yang hadir dipandangku. Jadi maksud dokter saya..sa..saya B.U.T.A”
“Tenanglah tak berapa lama lagi kau bisa melihat lagi”
Aku makin dibuai dalam kebingungan.
“Bagaimana Bisa saya melihat lagi dokter ? jangan menggantungkan harapan setinggi bintang diatas sana. Yang nantinya hanya akn membuat saya terjatuh karna tangan ini terlalu pendek untuk menggapainya”
“Jesicca” tangan rentah ibu merayap dipundaku “Sayang kamu akan bisa melihat atas kemurahan hati Alyo”
“Jadi..!” tangis ku pecah, aku menggeleng lemah.
“Ini gak mungkin ma ? Kak Alyo, kenapa melakukan semua ini hiks..hiks”
Harapan yang sudah ku tanamkan kini layu dan mati. Luka menerima sayatan air mata jauh di kesunyian, aku harus mengubur dalam mimpi yang sudah ku rakit dengan tak mudah. Pujaan hatiku telah tiada, kecelakaan saat pulang fitting baju pengantin telah  merenggut ia dari sisiku

*

“Kakak! Kenapa menangis” Ucap adik kecilku, yang heran melihat kristal bening yang sudah larut menjadi air,  jatuh dari sudut-sudut bola mataku. Seketika saja semua ingatanku tentang Alyo dua tahun lalu langsung berserakan.
Aku menyerka air mataku yang seperti sudah berbaur dengan derasnya air yang tumpah ruah dari langit kelabu. Lalu menyembulkan senyum seraya memegang ubun-ubunnya dan berlari dengan cepat menghempas tubuhku ke tumpukan kapas dikamar. Rasanya ada sesuatu yang mencabik hatiku, pedih, semakin pedih bila ingatan itu harus bergelayutan pikiranku. Dan seketika  aku merasakan seakan ada yang menjalar di pundaku.
“Jessica, kamu nggak boleh menitikan air matamu terus seperti ini sayang. Ikhlaskan Alyo nak. Kamu sudah seharusnya membuka hatimu untuk seseorang, untuk Ken. Dia sangat tulus menyayangimu”
Aku menatap sorot mata yang penuh pengharapan itu, aku benci bila seseorang memaksaku untuk melupakan Alyo.
“Tidak Ma, kalaupun aku harus berbagi hati itu hanya dengan Kak Alyo. Aku tidak mau membagi cintaku dengan lelaki lain. Biarkan saja ma, biarkan relung hampa dalam hatiku ini Hiks..tidak akan ada yang pengganti Kak Alyo di Hatiku Hiks Hiks” Bola mata ini terus menganak sungai, sepasang bola mata ini satu-satunya peninggalan Alyo yang hingga kini masih dapat aku lihat.

Cintamu takan pernah membebaskanku
Bagaimana mungkin aku terbang mencari cinta yang lain sedangkan sayap-sayapku telah patah karnamu
Cintamu akan tetap tinggal bersamaku hingga akhir hayatku
Dan setelah kematian
Hingga tangan Tuhan akan menyatuhkan kita lagi

Betapapun hati telah terpikat oleh sosok terang dalam kegelapan
Namun tak dapat menyinari dan menghangati perasaanku yang sesungguhnya
Aku tak pernah menemukan cinta yang lain selain cintamu
Karna mereka takkan tertandingi oleh sosok dirimu dalam jiwa ku

Kau takkan terganti bagai pecahan logam mengekalkan kesunyian, kesendirian dan kesedihanku
Kini aku telah kehilanganmu

* PUISI lagu Cinta yang hilang *

Kau tahu ? mengapa hatiku membatu seperti ini pada Ken ? kenapa aku tak memberi celah ia bersamaku ? ya karna aku tak ingin kristal-kristal garam yang melompat jatuh dari mataku melukainya, ya tak ingin ia terluka. Tak ingin keegoisan ini tumbuh liar dalam dinding hatiku, karna walaupun aku mencoba membangun cinta bersamanya itu percuma, KARNA AKU TAK MENCINTAINYA! 
JANGAN HALANGI AKU UNTUK MENUNGGU DENGAN SETIA RUBUK CINTA LALUKU, HINGGA TANGAN TUHAN AKAN MENYATUHKAN KAMI LAGI.

=0End0=

‖Vevi Elisa‖
 Lubuklinggau, 08 Mei 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar