Sabtu, 17 Agustus 2013

Mengisi Kemerdekaan dengan Berkarya

"Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini"

Tidak ada lagi pilihan lain. Kita harus

Brjalan terus

Karena berhenti atau mundur

Berarti hancur.

Apakah akan kita jual keyakinan kita

Dalam pengabdian tanpa harga

Akan maukah kita duduk satu meja

Dengan para pembunuh tahun yang lalu

Dalam setiap kalimat yang berakhiran :

“ Duli Tuanku “ ?

Tidak ada lagi pilihan lain. Kita harus

Berjalan terus

Kita adalah manusia bermata kuyu, yang di tepi jalan

Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh

Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara

Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama

Dan bertanya-tanya diam inikah yang namanya merdeka

Kita yang tak punya kepentingan dengan seribu slogan

Dan seribu pengeras suara yang hampa.

Tidak ada lagi pilihan lai. Kita harus

Berjalan terus.

Taufik Ismail, Tirani, 1966

Tadi pagi kita mendengar puisi beliau di bacakan di Tv One
Waw luar biasa sekali karya beliau dalam dunia sastra.

Ketika kita membaca puisi tersebut, suasana hati pembaca akan ikut sedih dan geram terhadap kondisi bangsa Indonesia yang dilukiskan oleh taufik ismail. Hal itu terjadi karena nada penyair melalui puisi bersifat mendorong atau membangkitkan hait nurani rakyat Indonesia. Pengarang bermaksud menyulut pembaca melalui setiap kata yang terurai pada setiap baris dan bait puisi. Misalnya, / akan maukah kita duduk meja dengan para pembunuh tahun yang lalu /, sebuah kalimat pertanyaan yang yang cukup indah dan menggelorakan dan menggetarkan jiwa untuk menolak dan benci terhadap berbagai bentuk penjajahan. Lalu / dalam setiap kalimat yang, berakiran ‘ duli tuanku ‘ ? kalimat ini pun mampu membangkitkan semangat untuk tidak mau lagi diperbudak, dikendalikan atau dijadikan alat oleh penjajah untuk mencapai kepentingan dan kesenangan mereka. Kita ingin bebas dan merdeka secara utuh. Apalagi bangsa kita sudah sangat sudah dan menderita akibat berbagai bencana alam yang terjadi. Hal ini dapat dimaknai pula melalui penggalan sajak berikut ini; / kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara / dipukul banjir, gunung api, kutuk, dan hama / dan bertanya-tanya diam inikah yang namanya merdeka /.

Sebagai puisi perjuangan atau patriotisme, maka puisi ini memilik pesan yang mendalam. Pesan atau amanat tersebut sangat erat kaitannya terhadap rakyat Indonesia yang merasa memiliki republic ini secara sah. Oleh sebab itu, amanat puisi ini adalah sebaiknya kita mampu mempertahankan kemerdekaan ini dan terus berjuang melakukan perubahan kea rah perbaikan nasib dan citra bangsa untuk menjadi mandiri, cerdas, bermoral, sejahtera dan amanah.

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa puisi ‘ kita adalah pemilik sah republic ini ‘ karya taufik ismail ini merupakan puisi yang merefleksikan sejarah Indonesia. Hal ini dapat diketahui dari bahasa yang digunakan dalam puisinya. Dengan bahasa yang begitu menggugah dan menggelora, dapat dinyatakan bahwa makna puisi tersebut sangat mendorong dan bersifat mendobrak keterkungkungan rakyat Indonesia dari bentuk penjajahan baik yang dating dari luar negeri maupun dari dalam negeri.

Dirgahayu Negriku ke 68
Tidak ada lagi pilihan lain. Kita harus *Ngutip puisi Pak Taufik Ismail*


Sumber : http://monster007.blogdetik.com/analisis-unsur-fisik-dan-batin-puisi-%E2%80%9C-kita-adalah-pemilik-sah-republik-ini-%E2%80%9C/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar